Kata Kunci :
·
Agama
Universal
·
Catur
Marga Yoga
·
Tingkatan
Yajna
·
Peremajaan
·
Perkawinan
Campuran
·
Makaro
Lemah
·
Suddhi
Wadani
Om Swastyastu
Hallo
kawan sedharmaku, kembali lagi di blog Bangga Menjadi Hindu. Masih dalam konteks
Agama Hindu. Pada blog berikut ini saya akan membahas tentang Agama Hindu
sebagai agama universal. Penasaran kenapa Agama Hindu disebut agama universal? Kalau
jawaban kalian iya, mari simak bahasan berikut ini.
Sebelumnya kita bahas lebih dulu ya,
apa yang dimaksud dengan agama universal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
universal berarti umum; berlaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia;
bersifat melingkupi seluruh dunia. Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia pula agama berarti ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan
atau kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannnya.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa agama universal adalah ajaran atau sistem
yang mengatur tata keimanan dan peribadatan manusia kepada Tuhan, serta
pergaulan manusia dengan sesamanya maupun dengan lingkungannya, yang mana
sistem ini dapat diterapkan oleh semua orang di seluruh dunia. Seorang tokoh
dalam sejarah Hindu, India yakni Swami Vivekananda berpendapat bahwa agama
universal harus memenuhi kecenderungan semua jenis manusia : manusia yang
aktif, pekerja; manusia yang emosional, pecinta keindahan dan kelembutan;
manusia yang menganalisis dirinya sendiri, penekun mistik; manusia yang
mempertimbangkan semua hal dan menggunakan inteleknya, pemikir, sang filsuf.
Sama seperti agama lainnya yang kita
kenal dan yang dipercayai oleh beberapa kelompok orang di dunia ini, Agama
Hindu mengajarkan kepada kita dan menuntun kita tentang bagaimana kita
semestinya menjalani hidup ini agar mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan.
Misalnya, bagaimana kita harus menciptakan hubungan baik dengan sesama manusia,
sesama makhluk hidup, maupun dengan lingkungan hidup kita. Termasuk yang paling
penting adalah tentang bagaimana kita harus dekat dengan Sang Pencipta yang
tiada lain Ialah Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Nah, lalu apakah yang menyebabkan
Agama Hindu dikatakan sebagai agama universal? Agama Hindu dapat dikatakan
sebagai agama universal, karena Agama Hindu menyediakan berbagai jalan pada
penganutnya dalam upaya menuju kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan yang sejati
ialah kebahagiaan yang tidak diikuti oleh penderitaan. Untuk lebih detailnya
akan dijelaskan dengan perincian berikut ini.
Berikut
beberapa alasan yang menyebabkan Agama Hindu dikatakan sebagai agama universal
:
1. Menyediakan
berbagai jalan untuk menuju pencerahan sesusai kepribadian umatnya
Agama Hindu bukanlah agama yang
mengekang umatnya untuk mencapai pencerahan hanya dengan satu jalan saja. Umat
Hindu dibebaskan untuk memilih jalan yang sesuai dengan kemampuannya
masing-masing, tanpa harus memaksakan diri sehingga umat Hindu dapat
menjalankan Dharma dengan tulus ikhlas tanpa paksaan sedikitpun. Kebebasan ini
diwujudkan dengan adanya ajaran Catur Marga Yoga. Catur Marga Yoga adalah empat
jalan atau cara umat Hindu untuk menghormati Tuhan dan menuju ke jalan Tuhan
Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dengan adanya Catur Marga Yoga
ini, maka umat Hindu dapat memilih salah satu diantaranya untuk dijalankan
dengan tulus ikhlas sesuai kemampuannya masing-masing. Misalnya, orang yang
aktif dapat memilih untuk menempuh ajaran Karma Marga, bagi Sang Pencinta bisa
memilih ajaran Bhakti Marga, Raja Marga bagi sang mistikus dan Jnana Marga bagi
sang pemikir atau filsuf. Agama Hindu memang menyediakan berbagai jalan bagi
umatnya untuk mencapai pencerahan dan kebahagiaan sesuai kemampuan umatnya
masing-masing. Namun, perlu kalian ketahui ajaran Agama Hindu tidak menyediakan
jalan untuk mencapai pencerahan bagi orang yang memiliki sifat pemalas. Bahkan
Swami Vivekananda seorang tokoh Hindu dari India membantah anggapan bahwa
realisasi diri dapat dilakukan bila orang menyepi ke hutan. Ia mengatakan
sebaliknya, justru bekerja adalah tujuan dari ajaran Vedanta. Ia tidak percaya
pencerahan diperoleh dengan meninggalkan kesibukan dunia untuk bertapa di hutan
ataupun di gua. Pencerahan diperoleh dengan tetap melakukan pekerjaan di dunia
ini, tapi tanpa nafsu untuk mendapatkan hasil. Nah seringkali nafsu untuk
mendapatkan hasil inilah yang susah untuk dibendung. Maka dari itu, untuk
mencapai pencerahan yang sejati marilah kita mulai untuk mengendalikan nafsu
untuk mendapatkan hasil dari pekerjaan yang kita lakukan, mulai saja dari pekerjaan
yang kecil dan ringan lebih dulu.
2. Memberikan
jalan kepada umatnya untuk memuja Tuhan sesuai kemampuan masing-masing
Agama Hindu tidak pernah memaksakan
umatnya untuk melakukan persembahan yang melebihi kemampuan mereka. Agama Hindu
memberikan jalan untuk melakukan pemujaan sesuai kemampuan umatnya dengan
adanya tingkatan-tingkatan Yadnya. Tingkatan-tingkatan Yadnya dalam ajaran
Hindu dapat dibagi menjadi tiga, yakni Nista (rendah), Madya (sedang), Uttama
(tinggi). Tiga bagian tersebut masing-masing dibagi lagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu sebagai berikut :
1) Nista
a. Nistaning
Nista
b. Madyaning
Nista
c. Uttamaning
Nista
2) Madya
a. Nistaning
Madya
b. Madyaning
Madya
c. Uttamaning
Madya
3) Uttama
a. Nistaning
Uttama
b. Madyaning
Uttama
c. Utamaning
Uttama
Yang mana dalam tingkatan-tingkatan
Yadnya di atas, tingkatan Nistaning Nista merupakan tingkatan terrendah, dan
yang merupakan tingkatan tertinggi adalah Uttamaning Uttama.
Dengan adanya tingkatan
Yadnya ini, maka umat Hindu dapat memilih tingkatan mana yang sesuai dengan
kemampuannya. Sehingga umat Hindu tidak akan merasa diberatkan dengan adanya
kewajiban untuk beryadnya. Manfaat yang paling utama dari adanya tingkatan
Yadnya ini adalah umat hindu dari berbagai golongan dapat melakukan yadnya,
mulai dari yang berpenghasilan sedikit hingga yang berpenghasilan sangat
banyak. Akan tetapi perlu diingat, apabila kita beryadnya sebaiknya kita
lakukan sesuai dengan kemampuan kita. Misalnya, apabila kita mampu untuk
melakukan yadnya tingkat Madya, maka sebaiknya kita laksanakan itu. Akan kurang
baik jika kita melaksanakan Yadnya tingkat Nista apabila sebenarnya kita mampu
melakukan yang lebih dari itu. 1/3 dari harta yang kita miliki wajib digunakan
untuk beryadnya, dan sisanya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain.
3. Agama
Hindu yang selalu mengalami peremajaan
Agama Hindu selalu relevan dengan
perkembangan zaman karena selalu mengalami peremajaan atau pembaharuan
mengikuti keadaan di zaman sekarang. Oleh karena itu, Agama Hindu masih mampu
bertahan dan dipercaya sebagai ajaran penuntun umat manusia sampai sekarang dan
masih mempertahankan sifatnya yang universal. Sebagai contoh dari berkembangnya
Agama Hindu mengikuti arus zaman yakni dengan diterapkannya sistem-sistem baru
dalam pernikahan dan berhenti diberlakukannya beberapa sistem lainnya yang
dirasa kurang baik. Seperti misalnya dalam pewiwahan, sekarang mulai dikenal
sistem perkawinan campuran.
Perkawinan campuran adalah
perkawinan yang dilakukan oleh pasangan laki perempuan yang berbeda agama.
Adanya perkawinan campuran ini menunjukkan betapa dinamisnya ajaran Agama Hindu
yang telah memberi jalan untuk mempererat hubungan antar manusia yang berbeda
agama dengan adanya sistem perkawinan campuran ini. Akan tetapi untuk
menjalankan sistem perkawinan campuran ini, mempelai yang pindah ke Agama Hindu
demi melangsungkan ikatan pernikahan ini harus menjalani upacara Suddhi Wadani.
Upacara Suddhi Wadhani adalah upacara dalam Agama Hindu yang dicetuskan secara
sah dalam Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir terhadap Aspek-aspek Agama Hindu
yang diselenggarakan tanggal 18 sampai dengan 20 Februari 1981 di Denpasar
Bali, dengan maksud memberi pengesahan status seseorang yang sebelumnya bukan
penganut Agama Hindu menjadi penganut Agama Hindu.
Selain perkawinan campuran ada pula
sistem baru lainnya dalam pernikahan yaitu Sistem Makaro Lemah. Sistem Makaro
Lemah adalah upacara perkawinan yang dilaksanakan pada dua tempat (pihak purusa
dan pradana) yang selanjutnya kedua mempelai masing-masing diberikan hak
pewaris. Dengan adanya sistem perkawinan ini pihak keluarga wanita yang hanya
memiliki satu orang keturunan saja, yaitu si wanita yang menjalani pernikahan
ini, akan mempunyai pewaris pula. Sehingga leluhur dari pihak mempelai
perempuan juga akan terselamatkan, sama halnya seperti leluhur pihak laki-laki.
Disamping dibentuknya beberapa
sistem baru dalam pernikahan ada pula beberapa sistem pernikahan yang tidak
lagi diberlakukan dan menurut Agama Hindu harus dihindari diantaranya Raksasa Wiwaha (perkawinan dengan
cara menculik gadis dengan kekerasan) serta Paisaca Wiwaha (perkawinan dengan
cara mencuri, memaksa, dan membuat bingung atau mabuk.
Dari pembahasan yang telah saya
paparkan di atas, dapat saya tarik kesimpulan bahwa Agama Hindu adalah agama
yang dapat dijalankan oleh siapa saja yang mempercayainya. Agama Hindu
menyediakan berbagai jalan untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan yang dapat
dijalankan oleh siapa saja, tidak peduli bagaimanapun keadaanya. Baik yang
miskin, yang kaya, tipe orang pemikir, tipe orang yang aktif, tipe orang
mistis, mereka semua diberi jalannya masing-masing untuk mendekat dengan Tuhan.
Agama Hindu juga selalu relevan dengan perkembangan zaman, sehingga Agama Hindu
masih bisa dijadikan pedoman hidup bagi orang-orang modern yang hidup di zaman
sekarang.
Nah
kawan sedharmaku sekalian, sekian yang dapat saya sampaikan mengenai Agama
Hindu sebagai agama yang universal. Semoga dengan pembahasan dalam artikel saya
ini dapat menambah wawasan dan rasa bangga kalian sebagai umat Hindu. Sampai
jumpa di blog saya berikutnya kawan.
Om,
Santih, Santih, Santih, Om.
Terus kembangkan blognya
BalasHapusInfo yang bermanfaat
BalasHapusMantappp
BalasHapusMakasi infonya
BalasHapusKereeen. Makasi infonya😊😊😊
BalasHapus